AnyarNetwork.Com – Direktur Komunikasi Jakarta Research Center (JRC), Alfian P., menyampaikan bahwa elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuiming Raka mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 50,3 persen. Peningkatan ini dikaitkan dengan pergeseran pemilih dari kalangan nasionalis.
Menurut Alfian, survei JRC menunjukkan bahwa mayoritas pemilih dari segmen nasionalis cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran, dengan elektabilitas yang jauh melampaui pasangan Ganjar-Mahfud yang hanya mencapai 18,4 persen.
Pasangan Ganjar-Mahfud terbatas dalam meraih dukungan, terutama dari partai pengusungnya, PDI Perjuangan.
Alfian menekankan bahwa pemilih nasionalis moderat lebih memilih Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang mencakup partai-partai seperti Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, dan PSI.
Sementara itu, dukungan dari kalangan Islam modernis dengan backing dari kelompok tradisional dan nasionalis lainnya mengarah ke pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Para pemilih nasionalis moderat dianggap melihat potensi kemenangan Prabowo-Gibran sebagai pilihan yang dapat mencegah polarisasi, berdasarkan trauma politik identitas pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Dukungan dari Presiden Jokowi, khususnya dengan majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo, turut memperkuat elektabilitas pasangan tersebut, membuka peluang kuat untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
Alfian menyoroti pelemahan dukungan terhadap pasangan Ganjar-Mahfud, sebagian disebabkan perpecahan antara Jokowi dan Megawati.
Dukungan utama pada pasangan ini terkonsentrasi pada pemilih PDI Perjuangan, sedangkan partai-partai koalisi memberikan dukungan terbatas.
PDI Perjuangan, dengan keinginan untuk meraih hattrick kemenangan, dinilai mengambil langkah politik yang pragmatis.
Namun, Alfian menekankan bahwa jika tidak ada perubahan perspektif dan strategi dari kubu Ganjar dan PDI Perjuangan, elektabilitas keduanya berpotensi melorot hingga hari pemungutan suara.
Survei JRC dilakukan pada akhir Desember 2023 dengan metode multistage random sampling, melibatkan 1.200 responden dari seluruh provinsi di Indonesia.